Tourjepang.co.id – Kalau kamu sedang mencari waktu terbaik untuk liburan ke Jepang, bulan Mei mungkin bukan pilihan pertama yang muncul di kepala. Banyak orang lebih fokus ke musim semi saat bunga sakura bermekaran atau musim gugur saat daun berubah warna. Tapi justru karena itu, Mei menyimpan pesona yang sering luput dari perhatian.
Bulan ini punya semua hal yang bisa membuat perjalananmu terasa menyenangkan dan tak terlupakan. Cuaca yang ideal, alam yang sedang berada dalam kondisi terbaiknya, hingga berbagai festival dan tradisi khas yang hanya bisa kamu temukan pada waktu-waktu tertentu.
Berikut ini sepuluh alasan yang akan menjelaskan kenapa bulan Mei adalah waktu yang tepat untuk menjelajahi Jepang.
10 Alasan Mengunjungi Jepang di Bulan Mei
Table of Contents
1. Cuaca yang Nyaman untuk Segala Jenis Aktivitas
Salah satu keunggulan terbesar dari liburan di Jepang pada bulan Mei adalah cuacanya yang sangat bersahabat. Di sebagian besar wilayah Jepang, suhu udara berada dalam kisaran yang nyaman, biasanya antara 17 hingga 24 derajat Celsius. Tidak terlalu dingin dan belum masuk musim panas yang lembap. Ini adalah kondisi yang pas untuk berbagai kegiatan di luar ruangan.
Langit biasanya cerah, kelembapan udara masih rendah, dan hujan belum turun terlalu sering karena musim hujan baru akan dimulai pada bulan Juni. Artinya, kamu tidak perlu khawatir akan mendapati hari liburmu terganggu oleh cuaca buruk.
Kalau kamu suka berpetualang di alam bebas seperti hiking atau menjelajahi taman nasional, bulan Mei sangat cocok untuk itu. Tapi kalau kamu lebih suka jalan santai keliling kota, menyusuri kuil-kuil tua, atau sekadar menikmati taman dan kebun di tengah kota, cuaca di bulan ini juga sangat mendukung.
Bahkan untuk kamu yang suka fotografi atau membuat konten perjalanan, cahaya matahari di bulan Mei terasa lembut dan cantik. Pagi hari biasanya sejuk, siang tidak terlalu terik, dan sore memberikan pencahayaan yang hangat. Semua ini menjadikan bulan Mei sebagai latar yang ideal untuk mengabadikan momen-momen liburanmu.
Secara keseluruhan, bulan Mei menawarkan kondisi yang nyaman bagi semua jenis pelancong. Baik kamu tipe petualang, pencinta budaya, penikmat kuliner, maupun pemburu momen santai, cuaca di bulan ini memberi ruang yang luas untuk menikmati Jepang dengan tenang dan menyeluruh.
2. Nuansa “Hijau Baru” yang Menyegarkan Mata
Bulan Mei di Jepang sering disebut sebagai musim shinryoku, atau jika diterjemahkan secara bebas berarti “hijau baru” atau new green. Istilah ini merujuk pada warna dedaunan yang sedang berada di fase paling segar setelah melewati musim dingin dan musim bunga sakura. Berbeda dengan warna hijau tua yang biasa kita lihat di musim panas, shinryoku punya rona yang cerah, segar, dan lembut. Bayangkan hijaunya pohon bambu yang baru tumbuh atau daun-daun muda yang baru mekar, semuanya seperti menghidupkan kembali semangat setelah musim dingin yang panjang.
Nuansa hijau ini tidak hanya memanjakan mata, tetapi juga menciptakan suasana yang tenang dan menyegarkan. Banyak orang Jepang sendiri yang memilih bulan ini untuk pergi ke taman atau pegunungan hanya untuk menikmati pemandangan alami yang menyejukkan. Bahkan di tengah kota seperti Tokyo atau Kyoto, kamu bisa merasakan suasana shinryoku dengan mengunjungi taman-taman seperti Shinjuku Gyoen, Taman Hibiya, atau kuil-kuil yang dikelilingi oleh hutan lebat.
Salah satu tempat paling terkenal untuk menikmati shinryoku adalah Hutan Bambu Arashiyama di Kyoto. Saat sinar matahari pagi menembus celah batang bambu dan menyinari daun-daun muda, suasananya sangat cantik dan terasa tenang. Tempat lain yang tidak kalah cantik adalah Lembah Kamikochi di Prefektur Nagano. Dikelilingi pegunungan Alpen Jepang, tempat ini menawarkan pemandangan alam yang luar biasa indah, lengkap dengan sungai jernih, padang rumput hijau, dan udara segar yang jarang bisa kamu rasakan di kota besar.
Bagi para pencinta fotografi, bulan Mei juga menjadi momen emas untuk berburu foto-foto bernuansa alami. Warna-warna hijau yang mendominasi memberikan kesan damai dan harmonis, sangat cocok untuk foto landscape atau potret suasana perjalanan.
Selain dari sisi visual, shinryoku juga punya makna simbolik bagi masyarakat Jepang. Hijau baru dianggap sebagai tanda dimulainya kehidupan baru, semangat baru, dan harapan baru. Tidak heran kalau bulan Mei juga sering dianggap sebagai waktu untuk “reboot” setelah hiruk-pikuk awal tahun dan liburan panjang Golden Week.
Baca juga: Rekomendasi 8 Destinasi Hidden Gems di Kyoto yang Wajib Dikunjungi
3. Liburan Bebas Stres Karena Jumlah Wisatawan yang Lebih Sedikit
Salah satu alasan paling meyakinkan untuk mengunjungi Jepang pada bulan Mei adalah suasananya yang jauh lebih tenang dan tidak terlalu ramai dibandingkan musim puncak wisata lainnya. Setelah Golden Week berakhir di awal Mei, jumlah wisatawan domestik dan mancanegara menurun cukup drastis. Hal ini membuat berbagai destinasi wisata yang biasanya padat, seperti kuil Fushimi Inari di Kyoto, distrik Asakusa di Tokyo, atau bahkan jalur pendakian populer di Alpen Jepang, terasa jauh lebih lengang dan nyaman untuk dieksplorasi.
Kamu tidak perlu mengantre panjang hanya untuk masuk ke museum, menunggu giliran foto di spot ikonik, atau berdesakan di kereta dan taman kota. Hal ini tentunya memberi keuntungan besar, terutama bagi kamu yang ingin menikmati suasana Jepang dengan lebih santai dan intim, tanpa distraksi dari keramaian.
Situasi yang lebih tenang juga memberikan pengalaman yang lebih autentik. Kamu bisa lebih mudah berinteraksi dengan penduduk lokal, menikmati makanan di restoran tanpa harus antre lama, atau sekadar bersantai di taman sambil meresapi atmosfer sekitar. Banyak traveler yang mengatakan bahwa berlibur di bulan Mei terasa lebih “real” karena mereka bisa melihat sisi Jepang yang tidak terlalu dipoles untuk pariwisata, tetapi tetap mempesona dan menyenangkan.
Efek dari minimnya keramaian juga berdampak positif bagi kesehatan mental selama liburan. Kamu bisa merencanakan perjalanan dengan lebih fleksibel, tanpa tekanan harus bangun pagi demi menghindari antrian atau berdesak-desakan di kereta. Bahkan menginap di kota-kota populer seperti Kyoto dan Tokyo pun bisa terasa lebih damai, karena ritme kota melambat setelah gelombang turis di awal bulan berkurang.
Kalau kamu termasuk tipe traveler yang suka menikmati perjalanan dengan pace yang lambat, lebih suka eksplorasi daripada mengejar itinerary padat, dan lebih menghargai suasana daripada keramaian, maka bulan Mei akan menjadi waktu terbaik untuk merasakan Jepang yang lebih rileks dan manusiawi. Ini adalah bulan di mana kamu bisa benar-benar menikmati perjalanan tanpa tekanan, tanpa terburu-buru, dan tanpa distraksi dari kerumunan turis yang biasanya membanjiri tempat-tempat populer.
4. Keindahan Wisteria yang Menakjubkan
Bulan Mei di Jepang dikenal sebagai waktunya wisteria bermekaran. Bunga ini, yang dalam bahasa Jepang disebut fuji, bukan hanya cantik tapi juga membawa suasana menakjubkan yang sulit ditemukan di musim lain. Warna ungunya yang menjuntai dari terowongan tanaman memberikan pengalaman visual yang benar-benar tak terlupakan, apalagi saat kamu berjalan di bawahnya sambil menikmati udara musim semi yang sejuk dan segar.
Salah satu tempat paling terkenal untuk menikmati wisteria adalah Ashikaga Flower Park di Prefektur Tochigi. Di sini, bunga wisteria membentuk lorong panjang yang dipenuhi untaian bunga berwarna ungu, putih, biru, hingga pink, menciptakan suasana seperti dunia fantasi. Saat malam hari, terowongan bunga ini diterangi lampu-lampu lembut yang memperkuat kesan dramatis dan romantis, membuat tempat ini jadi favorit para fotografer dan pasangan yang ingin menikmati momen spesial.
Selain Ashikaga, ada juga Kawachi Fujien Wisteria Garden di Kitakyushu, Fukuoka. Taman ini dikenal dengan dua lorong bunga wisteria sepanjang 80 dan 110 meter yang begitu ikonik. Saat sedang dalam kondisi mekar penuh, pengunjung akan merasa seperti berada di bawah air terjun bunga. Tempat ini sempat viral karena keindahannya yang seperti lukisan, dan sering kali muncul dalam majalah wisata maupun akun media sosial travel internasional.
Menikmati wisteria tidak hanya soal memotret atau melihat keindahan bunga. Ini adalah pengalaman menyeluruh yang melibatkan semua indra. Aroma manis dari bunga-bunga ini menyebar di udara, memberi nuansa menenangkan yang cocok untuk refleksi diri atau sekadar melepaskan penat. Ditambah lagi, suasana taman yang tenang dan tertata rapi memberi ruang bagi pengunjung untuk benar-benar terhubung dengan keindahan alam.
Jika kamu sedang mencari pengalaman yang unik, anggun, dan benar-benar khas musim semi, maka menikmati wisteria di bulan Mei wajib ada dalam daftar perjalananmu. Bunga ini bukan hanya simbol keindahan, tetapi juga salah satu bentuk penghargaan Jepang terhadap transisi musim dan keajaiban alam yang hadir setiap tahun.
Baca juga: Rekomendasi 5 Tempat Terbaik Buat Lihat Bunga Wisteria di Tokyo dan Sekitarnya
5. Festival Bunga yang Penuh Warna
Mei bukan cuma tentang bunga wisteria. Di bulan ini, Jepang benar-benar dipenuhi oleh berbagai festival bunga yang merayakan keindahan musim semi secara menyeluruh. Dari hamparan bunga shibazakura yang berwarna cerah hingga ladang bunga nemophila yang seperti lautan biru, semuanya menawarkan pengalaman visual yang memukau sekaligus kesempatan untuk mengenal budaya lokal lebih dalam.
Salah satu festival yang paling terkenal adalah Fuji Shibazakura Festival, yang berlangsung di area sekitar Gunung Fuji, tepatnya di Prefektur Yamanashi. Di sini, lebih dari 500.000 bunga shibazakura atau “moss phlox” bermekaran, menciptakan pemandangan karpet merah muda, putih, dan ungu dengan latar belakang megahnya Gunung Fuji yang tertutup salju. Lokasinya yang strategis membuat festival ini jadi tempat favorit untuk mengambil foto, berpiknik, atau sekadar berjalan santai sambil menikmati udara pegunungan yang segar.
Selain itu, ada juga Hitachi Seaside Park di Prefektur Ibaraki, yang terkenal dengan bukit yang ditutupi bunga nemophila berwarna biru lembut. Selama bulan Mei, bukit ini benar-benar berubah menjadi lautan biru muda yang tenang dan menenangkan. Karena letaknya di dekat pantai, kamu juga bisa menikmati angin laut sambil dikelilingi bunga-bunga yang seolah bergelombang mengikuti alunan angin. Tempat ini juga sering jadi spot incaran fotografer dan influencer karena warnanya yang begitu fotogenik.
Festival bunga bukan hanya soal melihat bunga, tapi juga tentang merasakan atmosfer lokal yang hangat. Biasanya, festival ini juga diiringi dengan stan makanan lokal, souvenir musiman, dan bahkan pertunjukan musik atau tarian tradisional. Ini adalah waktu yang tepat untuk mencoba kuliner khas daerah setempat, seperti es krim rasa bunga sakura, mochi musiman, atau teh hijau dari kebun lokal.
Kelebihan lainnya, festival-festival ini biasanya diadakan di area terbuka dengan suasana santai, cocok untuk segala usia. Baik kamu solo traveler yang ingin menikmati ketenangan alam, pasangan yang mencari tempat romantis, atau keluarga yang ingin jalan-jalan santai, festival bunga di Jepang di bulan Mei selalu menawarkan sesuatu yang spesial.
6. Musim Festival yang Meriah dan Penuh Warna
Bulan Mei di Jepang bukan cuma soal bunga dan alam yang indah, tapi juga tentang perayaan budaya yang semarak. Ini adalah waktu di mana berbagai kota dan desa mengadakan festival tradisional yang penuh energi, warna, dan suara. Kalau kamu tertarik dengan budaya Jepang yang autentik, inilah saat terbaik untuk menyaksikannya secara langsung.
Salah satu festival yang paling terkenal adalah Sanja Matsuri di Tokyo, tepatnya di kawasan Asakusa. Festival ini merupakan salah satu yang paling besar dan paling ramai di ibu kota. Selama tiga hari, ribuan orang berkumpul di sekitar Kuil Sensoji untuk menyaksikan arak-arakan mikoshi, yaitu kuil portabel yang diusung dengan penuh semangat oleh para peserta festival. Suasana di sini begitu hidup, dengan tabuhan taiko, yel-yel semangat, serta parade warna-warni yang menggambarkan kekayaan tradisi Jepang.
Kalau kamu mencari festival dengan suasana yang lebih elegan dan tenang, Aoi Matsuri di Kyoto bisa jadi pilihan yang tepat. Festival ini diselenggarakan oleh dua kuil besar, yaitu Shimogamo dan Kamigamo. Para peserta mengenakan kostum khas era Heian yang anggun dan berjalan dalam barisan panjang menuju kuil, menciptakan suasana seolah waktu berhenti sejenak. Festival ini menampilkan perpaduan sejarah, spiritualitas, dan estetika Jepang yang halus dan mendalam.
Di wilayah Kansai, tepatnya di Kobe, ada juga Kobe Matsuri, sebuah perayaan penuh warna yang menggabungkan budaya lokal dengan elemen modern. Festival ini menampilkan parade dansa, marching band, pertunjukan musik, hingga pertunjukan seni kontemporer. Suasananya lebih urban dan santai, cocok bagi kamu yang ingin merasakan semangat masyarakat kota Jepang yang modern namun tetap menjaga akar budayanya.
Lalu ada yang unik dari wilayah Nara, yaitu Uchiwa Maki Festival di Kuil Toshodaiji. Di sini, para biksu akan melempar kipas (uchiwa) ke arah para pengunjung sebagai simbol berkah dan perlindungan. Meskipun terdengar sederhana, festival ini memiliki makna religius yang dalam dan menyimpan cerita sejarah panjang di baliknya.
Setiap festival yang diadakan di bulan Mei membawa cerita dan warna tersendiri. Entah itu penuh semangat seperti Sanja Matsuri, atau elegan dan historis seperti Aoi Matsuri, semuanya memberikan pengalaman budaya yang autentik dan tak terlupakan. Festival-festival ini juga menjadi tempat terbaik untuk bertemu penduduk lokal, mencoba makanan khas daerah, dan merasakan sendiri semangat komunitas Jepang yang erat.
Baca juga: 10 Festival Tradisional Jepang Paling Spektakuler yang Wajib Kamu Lihat di Tahun 2025
7. Petualangan Seru di Pegunungan Alpen Jepang
Kalau kamu suka aktivitas luar ruangan atau ingin melihat sisi lain dari Jepang yang jauh dari hiruk kota besar, maka bulan Mei adalah waktu yang sempurna untuk menjelajahi Pegunungan Alpen Jepang. Udara yang masih sejuk, langit yang cerah, dan pemandangan alam yang luar biasa menjadikan wilayah pegunungan ini sebagai destinasi impian para pencinta alam.
Salah satu rute paling ikonik yang terbuka pada bulan Mei adalah Tateyama Kurobe Alpine Route, yang menghubungkan Prefektur Toyama dan Nagano. Apa yang membuat rute ini begitu istimewa? Salah satunya adalah dinding salju raksasa yang menjulang di kiri dan kanan jalan. Dikenal sebagai “Yuki no Otani” atau “Snow Corridor”, tembok salju ini bisa mencapai tinggi lebih dari 15 meter, dan kamu bisa berjalan kaki tepat di tengah jalur tersebut.
Selain rute salju, wilayah Kamikochi di Prefektur Nagano juga mulai ramai dikunjungi pada bulan Mei. Kamikochi merupakan lembah yang dikelilingi pegunungan tinggi dengan sungai jernih yang mengalir di tengahnya. Di sini, kamu bisa menikmati berbagai jalur hiking dengan pemandangan Gunung Hotaka dan Gunung Yake di kejauhan, sambil melewati jembatan gantung yang ikonik, Kappa-bashi. Jalurnya cukup ramah untuk semua kalangan, dari pemula sampai pejalan berpengalaman.
Bagi yang ingin menjelajah lebih dalam, Pegunungan Alpen Jepang juga menawarkan banyak tempat untuk pendakian dan eksplorasi alam liar. Di bulan Mei, salju mulai mencair di ketinggian rendah hingga sedang, sehingga jalur pendakian menjadi lebih aman dan bisa diakses tanpa perlu peralatan musim dingin. Namun, keindahan pegunungan tetap terasa, dengan sisa-sisa salju di puncak yang berpadu dengan hijaunya dedaunan baru.
Selain itu, suhu di dataran tinggi cukup bersahabat di bulan Mei. Tidak terlalu panas, namun cukup hangat untuk mendaki atau berjalan-jalan tanpa harus berlapis-lapis pakaian. Ditambah lagi, jumlah pengunjung belum sebanyak saat musim panas, jadi kamu bisa menikmati keindahan alam dengan lebih tenang dan damai.
8. Menikmati Suasana Kota di Rooftop Beer Garden
Setelah seharian penuh menjelajahi kota atau mengeksplorasi alam Jepang yang luar biasa, tidak ada yang lebih menyenangkan selain bersantai di tempat terbuka sambil menikmati makanan lezat dan minuman dingin. Di bulan Mei, saat cuaca sedang sempurna dan langit cenderung cerah, Rooftop Beer Garden menjadi pilihan favorit banyak warga lokal maupun wisatawan.
Beer garden ini biasanya mulai bermunculan dari akhir April hingga musim panas, tapi bulan Mei bisa dibilang sebagai waktu paling ideal untuk menikmatinya. Udara masih segar, belum terlalu panas, dan malam hari terasa nyaman tanpa perlu khawatir akan hujan yang biasa datang di bulan Juni. Banyak hotel, pusat perbelanjaan, dan gedung pencakar langit di kota-kota seperti Tokyo, Osaka, dan Nagoya yang membuka rooftop mereka untuk dijadikan tempat nongkrong dengan konsep santai namun tetap menarik.
Salah satu tempat yang cukup populer adalah Wild Beach Shinjuku di Tokyo. Area ini menggabungkan nuansa pantai buatan dengan lampu-lampu temaram, bean bag, kursi kayu, serta menu all you can eat dan all you can drink yang bisa dinikmati sambil memandang skyline kota. Suasananya cocok untuk bersantai bersama teman, pasangan, atau bahkan sekadar melepas penat setelah hari yang padat.
Menunya pun tidak kalah menarik. Selain berbagai varian bir, pengunjung juga bisa mencicipi aneka barbecue, yakitori, salad segar, hingga makanan penutup. Beberapa tempat bahkan menyediakan opsi non-alkohol dan menu vegetarian, jadi semua orang bisa merasa nyaman menikmati waktu bersama.
Yang membuat beer garden ini istimewa bukan hanya makanannya, tapi juga suasananya. Kamu bisa duduk di bawah langit malam Jepang, menikmati angin semilir, dan merasakan ritme kota yang pelan-pelan berubah seiring matahari tenggelam. Pemandangan lampu kota dari ketinggian menciptakan suasana yang menawan, menghadirkan pengalaman bersantap yang tak hanya menggugah selera, tapi juga menenangkan pikiran.
Bagi kamu yang ingin merasakan sisi modern dari budaya bersosialisasi di Jepang, mengunjungi Rooftop Beer Garden bisa jadi pilihan yang menyenangkan dan tak terlupakan. Apalagi, suasananya yang kasual dan hangat membuat siapa pun merasa lebih santai, bahkan jika kamu baru pertama kali menginjakkan kaki di Jepang.
Baca juga: Itinerary 10 Hari Menjelajahi Tohoku: Alternatif Seru & Tanpa Keramaian
9. Turnamen Sumo Musim Semi yang Spektakuler
Bulan Mei menandai dimulainya turnamen besar sumo di Tokyo, salah satu dari enam turnamen resmi yang digelar setiap tahun di Jepang. Acara ini berlangsung di Ryogoku Kokugikan, arena sumo utama yang terletak di distrik sumo tradisional Tokyo, Ryogoku. Menyaksikan pertandingan sumo secara langsung adalah kesempatan langka untuk merasakan langsung kekuatan, tradisi, dan atmosfir dari olahraga tertua dan paling khas di Jepang.
Turnamen biasanya berlangsung selama 15 hari penuh dan dimulai dari pagi hingga sore, menampilkan berbagai tingkatan pegulat sumo, dari junior hingga kelas tertinggi seperti ozeki dan yokozuna. Para pengunjung bisa datang lebih awal untuk melihat pertandingan awal dan mengamati bagaimana para atlet muda memulai perjalanan mereka di dunia sumo. Namun, puncak keseruan biasanya terjadi di sesi sore, saat para bintang utama bertanding di tengah sorakan dan tepuk tangan penonton.
Tidak hanya soal pertandingan, turnamen ini juga menyuguhkan banyak elemen budaya Jepang yang kental. Mulai dari ritual sebelum bertanding, seperti menaburkan garam ke arena untuk penyucian, hingga parade yokozuna dengan busana tradisional yang megah. Semua ini memperlihatkan bahwa sumo bukan sekadar olahraga, tapi sebuah warisan budaya yang dijaga dengan penuh hormat.
Jika kamu tertarik, pastikan untuk memesan tiket terlebih dahulu karena kursi bisa cepat habis, terutama di akhir pekan. Tapi jangan khawatir, tersedia berbagai kategori tiket dari tribun atas hingga tempat duduk lantai tatami yang dekat dengan arena.
10. Momen Tenang Terakhir Sebelum Musim Hujan
Bulan Mei di Jepang adalah kesempatan emas terakhir untuk menikmati cuaca cerah dan aktivitas luar ruangan sebelum musim hujan, atau yang dikenal sebagai tsuyu, tiba pada bulan Juni. Ini adalah waktu ketika suhu hangat, sinar matahari melimpah, dan langit biru luas menjadi latar sempurna untuk segala macam petualangan.
Saat musim hujan mulai mendekat, alam Jepang sudah menunjukkan tanda-tanda peralihan. Namun di bulan Mei, semuanya masih dalam kondisi terbaiknya. Baik itu menikmati jalan santai di taman-taman bersejarah, mendaki pegunungan, menjelajahi kota-kota tua, atau sekadar piknik di taman, semua terasa lebih bebas dan ringan tanpa kekhawatiran tentang hujan deras.
Keuntungan besar lainnya adalah suasana yang lebih santai. Para wisatawan bisa lebih menikmati perjalanan tanpa harus bersaing dengan kerumunan besar atau terburu-buru menghindari cuaca buruk. Selain itu, banyak lokasi wisata yang masih menawarkan pemandangan musim semi, seperti bunga-bunga yang bermekaran dan hijaunya dedaunan baru, sambil memberikan nuansa awal musim panas yang mulai menghangatkan suasana.
Bagi kamu yang ingin mengabadikan momen, bulan Mei memberikan pencahayaan alami yang sempurna untuk fotografi. Warna-warna alam terlihat lebih hidup, langit cerah memberikan latar belakang dramatis, dan udara yang kering membuat aktivitas seharian di luar ruangan terasa jauh lebih nyaman.
Dengan semua keistimewaan ini, bulan Mei menjadi waktu yang sangat ideal untuk menikmati Jepang dalam kondisi terbaiknya. Sebelum hujan mulai turun dan suhu menjadi lebih lembap, inilah saat yang tepat untuk menciptakan kenangan manis dalam perjalananmu.
Baca juga: Pakaian yang Cocok untuk Musim Semi di Jepang: Maret, April, dan Mei
Ingin tahu informasi menarik lainnya ketika liburan ke Jepang? Jangan lupa follow @tourjepang dan dapatkan info promo, tips & trik, serta destinasi terhits di Jepang!